SitusInfoPedia.com, Liga Italia - Luciano Spalletti mengaku kehilangan kata-kata untuk menjelaskan bagaimana bisa Inter Milan kalah di kandang dengan skor 1-0 oleh tim promosi Parma. Baginya ini merupakan kekalahan yang menyakitkan.
Di awal musim ini Inter dianggap bisa menjadi pesaing gelar juara Serie A. Tapi penampilan mereka sejauh ini justru kebalikannya, dengan hanya mengoleksi empat poin dari empat pertandingan dan sudah kalah dua kali. Menang 3-0 atas Bologna menjadi satu-satunya poin penuh mereka.
Federico Dimarco, dipinjamkan Inter ke Parma, dan mencetak gol kemenangan brilian pada menit ke-11 untuk memberikan timnya tiga poin perdana di Serie A, dengan mengorbankan klub induknya. Tapi ada satu momen dimana Dimarco bisa saja menyebabkan laga berujung imbang, saat menyentuh bola dengan tangannya di kotak terlarang.
Spalletti cukup menerima bahwa Nerazzuri belum tampil cukup baik di awal musim ini. Tapi dia harus menjawab keraguan, karena akan kedatangan tamu berat dari Inggris Tottenham Hotspur di laga perdana Liga Champions.
Baca juga: Jelang Laga Pembukaan Liga Champions, Inter Milan Justru Kehilangan Pemain Ini
“Ini kekalahan menyakitkan. Ketika Anda menemukan diri Anda dengan empat poin dari empat pertandingan di depan pendukung sendiri dan menyadari jadwal pertandingan selanjutnya, menjadi sulit untuk mencari alasan.
“Kami melakukan dengan baik, kami selalu berada di separuh pertahanan mereka tetapi kami tentu harus menawarkan lebih dari apa yang kami lakukan. Tanggung jawab adalah milik saya di atas semua jika banyak pemain menunjukkan kurang dari potensi penuh mereka.
“Saya tidak melihat ini sebagai tim yang mudah. Orang-orang bekerja dengan cara yang benar dengan sikap yang Anda butuhkan. Kadang-kadang, mungkin kita menciptakan lebih banyak kebingungan dengan mencoba mengubah hal-hal yang tidak datang.
“Sampai pada gol mereka, kami ada di dalamnya tetapi kami membuang terlalu banyak peluang dengan mudah mengingat kualitas yang kami miliki. Kami harus tetap solid, menjaga kepala kami tetap tegak dan belajar juga bagaimana memanfaatkan peluang.”
Suasana hati Spalletti semakin tak menentu untuk menerima kenyataan timnya tidak diberikan penalti. Saat itu sepakan keras Ivan Perisic ditahan dengan tangan Dimarco di garis gawang.
“Aku baru saja melihat insiden itu di tayangan ulang, tetapi itu menghancurkan, benar-benar menghancurkan,” Spalletti menambahkan.
“Dimarco menyentuh bola dengan tangannya, dan tampaknya cukup jelas bagi saya. Tidak ada keraguan dalam pikiran saya, itu adalah penalti.
“Namun, saya harus berpikir tentang kebangkitan tim dan melakukan pekerjaan saya dengan baik karena saya memiliki skuat yang kuat di sini,” tuntasnya.
No comments:
Post a Comment