Tiga Alasan Timnas Indonesia Rajin Kena Kartu Merah

Tiga Alasan Timnas Indonesia Rajin Kena Kartu Merah

SitusInfoPedia.com - Ada kebiasaan buruk yang dilakukan pemain Indonesia saat mengikuti turnamen. Yakni hampir selalu terkena kartu merah di setiap turnamen.

Tidak hanya pemain, pelatih pun juga pernah dikartu merah. Dan anehnya hampir seluruh level timnas, baik junior maupun senior. Bahkan itu terus berulang dari Piala AFF 2016 hingga terbaru Piala AFF 2018.

Baca Juga



Sarana777 | Situs Judi Bola Online Sbobet88 Asia

Sarana777 | Situs Judi Bola Online Sbobet88 Asia



Sebut saja dari Abduh Lestaluhu (Piala AFF 2016), Asnawi Mangkualam (Kualifikasi Piala Asia U-23 2018), Hanif Sjahbandi (SEA Games 2017), Saddil Ramdani (Piala AFF U-18 2017), Bagus Kaffa (Piala AFF U-16 2018), Bima Sakti (Asian Games 2018), Nurhidayat (Piala AFC U-19 2018), hingga Putu Gede (Piala AFF 2018).

Tentunya yang jadi faktor kenapa Timnas Indonesia sering mendapat kartu merah saat laga Internasional. Tim sepakbola.com coba menganalisisnya.

1.Emosi
Ini jelas faktor bawaan dari pemain itu sendiri. Pemain Indonesia dikenal kurang bisa mengatur emosi. Emosi pemain seharusnya bisa dilatih sehingga terkontrol, apalagi untuk sekaliber penggawa tim nasional.

Apalagi pemain mudah terpancing emosi jika ada provokasi dari pihak lawan. Hal ini terjadi saat Abduh Lestaluhu menendang bola ke bangku cadangan Thailand di Final Piala AFF 2016. Abduh terpancing akibat komentar pemain cadangan Thailand.

2.Kebiasaan di Liga
Liga Indonesia terkenal dengan permainan keras. Pelanggaran-pelanggaran keras dan menjurus kasar di Indonesia jarang diberi hukuman tegas oleh wasit. Pengadil lapangan di Indonesia jarang yang berani memberikan kartu merah apalagi untuk pemain tuan rumah.

Akibatnya pemain bisa memiliki pola pikir bahwa pelanggaran keras adalah wajar dan tak berisiko sanksi. Pola pikir tersebut yang terbawa saat laga internasional sehingga pelanggaran-pelanggaran yang dianggap biasa justru bisa mendapatkan kartu merah

3.Wasit
Memang ada beberapa wasit yang mengambil keputusan kurang tepat, sehingga cukup merugikan Timnas Indonesia. Sebut saja saat Bima Sakti mendapatkan kartu merah di Asian Games 2018 kemarin.

Namun menyalahkan faktor seperti wasit juga tak akan menjadi solusi. Atau jangan-jangan ini juga hanya menjadi “pola pikir” suporter yang terlalu sering menyalahkan wasit di pertandingan domestik.

Ambil contoh tentang kritik kepada wasit Shaun Evans pada pertandingan Indonesia vs Uni Emirat Arab di Asian Games 2018. Penonton televisi nasional tentu akan menyalahkan hingga mencaci maki wasit apalagi komentator di televisi, yang notabene mendukung Indonesia, juga mengatakan hal serupa. Sementara komentataor kanal televisi luar negeri seperti Fox Sport yang menayangkan pertandingan yang sama (Indonesia vs UEA) tak menganggap ada yang salah dengan kepemimpinan wasit. Sumber : Sbobet88.

No comments:

Post a Comment